Panduan Lengkap Konfigurasi Routing Statis pada Cisco Router untuk Jaringan Komputer



Pendahuluan: Apa Itu Routing Statis dan Kenapa Penting?

Dalam dunia jaringan komputer, routing adalah proses penting untuk mengarahkan paket data melalui jaringan dari satu perangkat ke perangkat lainnya. Ada dua jenis utama routing yang biasa digunakan:

  1. Routing Statis – Rute ditentukan secara manual oleh administrator jaringan.
  2. Routing Dinamis – Router menggunakan protokol otomatis seperti RIP, OSPF, atau EIGRP untuk menemukan jalur terbaik.

Pada artikel ini, kita akan fokus pada routing statis dan bagaimana cara mengonfigurasinya pada router Cisco. Routing statis sering digunakan pada jaringan yang lebih kecil atau jaringan yang tidak sering berubah, karena memberikan kontrol penuh kepada administrator atas jalur yang diambil data.

Topologi Jaringan untuk Routing Statis

 

Pada topologi jaringan yang akan kita bahas, terdapat dua router yang terhubung melalui antarmuka serial, serta dua switch untuk menghubungkan router dengan komputer. Berikut adalah konfigurasi IP yang digunakan dalam contoh topologi ini:

  • Router 1:
    • FastEthernet0/0: 192.168.1.1/24
    • Serial2/0: 10.10.10.1/30
  • Router 2:
    • FastEthernet0/0: 192.168.2.1/24
    • Serial2/0: 10.10.10.2/30
  • PC 1 (terhubung ke Switch 1): 192.168.1.2/24
  • PC 2 (terhubung ke Switch 2): 192.168.2.2/24

 

Langkah-langkah Konfigurasi Routing Statis pada Cisco Router

1. Masuk ke Mode Konfigurasi

enable configure terminal
  • enable: Perintah ini digunakan untuk masuk ke mode privileged exec pada Cisco Router, yang memungkinkan kita untuk mengakses konfigurasi dan menjalankan perintah yang lebih lanjut.
  • configure terminal: Perintah ini digunakan untuk masuk ke global configuration mode, yang memungkinkan kita mengubah pengaturan konfigurasi router.

2. Konfigurasi Interface FastEthernet0/0 untuk LAN

interface FastEthernet0/0 ip address 192.168.1.1 255.255.255.0 no shutdown exit
  • interface FastEthernet0/0: Perintah ini digunakan untuk masuk ke pengaturan interface FastEthernet0/0 pada router. Interface ini digunakan untuk koneksi jaringan lokal (LAN).
  • ip address 192.168.1.1 255.255.255.0: Perintah ini mengatur alamat IP pada interface tersebut. Dalam hal ini, 192.168.1.1 adalah alamat IP yang diberikan kepada router pada jaringan 192.168.1.0/24, dan 255.255.255.0 adalah subnet mask yang mendefinisikan ukuran jaringan.
  • no shutdown: Perintah ini digunakan untuk mengaktifkan interface yang sebelumnya dalam status shutdown (mati). Interface harus aktif agar router bisa berkomunikasi dengan perangkat lain.
  • exit: Perintah ini keluar dari mode konfigurasi interface dan kembali ke mode konfigurasi global.

3. Konfigurasi Interface Serial2/0 untuk WAN

interface Serial2/0 ip address 10.10.10.1 255.255.255.252 clock rate 64000 # Hanya pada salah satu sisi serial no shutdown exit
  • interface Serial2/0: Perintah ini digunakan untuk masuk ke pengaturan interface Serial2/0 pada router. Interface ini digunakan untuk koneksi antar-router (WAN).
  • ip address 10.10.10.1 255.255.255.252: Mengatur alamat IP pada interface Serial2/0 dengan alamat 10.10.10.1 dan subnet mask 255.255.255.252, yang digunakan untuk menghubungkan dua router.
  • clock rate 64000: Perintah ini digunakan hanya pada salah satu sisi koneksi serial untuk menentukan kecepatan clock (kecepatan pengiriman data). Perintah ini hanya diperlukan pada router yang terhubung ke modem atau perangkat yang membutuhkan clock.
  • no shutdown: Mengaktifkan interface Serial2/0.
  • exit: Keluar dari mode konfigurasi interface.

4. Menambahkan Routing Statis

ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 10.10.10.2 exit write memory
  • ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 10.10.10.2: Perintah ini menambahkan rute statis pada router. Router diberitahu untuk mengarahkan paket ke jaringan 192.168.2.0/24 melalui gateway 10.10.10.2, yaitu alamat IP interface serial pada Router 2.
  • exit: Keluar dari mode konfigurasi.
  • write memory: Perintah ini digunakan untuk menyimpan konfigurasi yang baru saja dilakukan ke dalam NVRAM (Non-Volatile Random Access Memory), yang memungkinkan pengaturan tetap ada meskipun router dimatikan atau direstart.

5. Konfigurasi Router 2 (Langkah yang Sama)

Pada Router 2, langkah yang sama dilakukan untuk mengonfigurasi interface LAN dan WAN, serta menambahkan routing statis ke Router 1. 

ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 10.10.10.1 exit write memory

  • Pada Router 2, kita menambahkan rute statis menuju jaringan 192.168.1.0/24 melalui gateway 10.10.10.1 (Router 1).

6. Pengaturan IP Address pada PC

Setelah router dikonfigurasi, kita perlu mengonfigurasi alamat IP pada PC untuk menghubungkannya ke jaringan yang sesuai.

  • IP Address: 192.168.1.2 (PC 1) atau IP Address: 192.168.2.2 (PC 2): Mengatur alamat IP pada setiap PC agar sesuai dengan jaringan yang mereka hubungkan.
  • Subnet Mask: 255.255.255.0: Mengatur subnet mask untuk memastikan bahwa PC berada pada subnet yang sama dengan router.
  • Default Gateway: Menentukan alamat IP router yang harus digunakan oleh PC untuk mengakses jaringan luar.

7. Pengujian Koneksi dengan Perintah Ping

ping 192.168.2.2
  • ping 192.168.2.2: Perintah ini digunakan untuk menguji konektivitas antara PC 1 dan PC 2. Jika koneksi berhasil, PC 1 akan menerima balasan dari PC 2, yang menunjukkan bahwa rute statis dan konfigurasi IP berhasil.

Keuntungan dan Kekurangan Routing Statis

Keuntungan:

  • Lebih aman: Routing statis memberikan kontrol penuh atas jalur yang dipilih untuk lalu lintas data.
  • Sederhana: Mudah diimplementasikan pada jaringan kecil atau jaringan yang jarang berubah.
  • Tidak memerlukan sumber daya berlebih: Routing statis tidak membebani router dengan protokol dinamis yang membutuhkan lebih banyak sumber daya.

Kekurangan:

  • Tidak otomatis: Jika terjadi perubahan pada jaringan, administrator harus mengonfigurasi ulang rute.
  • Kurang fleksibel: Tidak dapat menyesuaikan dengan perubahan dalam jaringan secara otomatis seperti yang dilakukan oleh routing dinamis.

Kesimpulan: Routing Statis pada Cisco Router

Routing statis merupakan solusi yang efektif untuk menghubungkan jaringan berbeda dengan cara yang lebih aman dan efisien. Meskipun tidak otomatis menyesuaikan diri seperti routing dinamis, routing statis tetap menjadi pilihan yang baik untuk jaringan yang lebih kecil atau tidak sering berubah.

Dengan mengikuti panduan ini, Anda sekarang dapat mengonfigurasi routing statis pada Cisco router dan memastikan bahwa data dapat mengalir dengan benar antara dua jaringan yang berbeda. Jangan lupa untuk memeriksa konektivitas menggunakan ping dan selalu pastikan bahwa konfigurasi telah diterapkan dengan benar.